Kamis, 27 Mei 2010
sup dengkul yaammiii................
Sop Tunjang Pertama, Pekanbaru Riau
Sop Tunjang Pertama, di Kota Pekanbaru Riau. Sangat disayangkan sekali kalau anda berkunjung ke Pekanbaru tidak menikmati jajanan khas Kota Pekanbaru. Berbagai macam sajian kuliner khas kaki lima murah meriah terhampar disepanjang jalan-jalan di Kota Pekanbaru. Berikut ini kita akan mendengarkan cerita salah seorang kawan (Eddy Sebayang) yang berkunjung ke Kota Pekanbaru dan menikmati Wisata Kuliner Kota Pekanbaru Riau, "Sop Tunjang Pertama"
"""
Kebetulan beberapa hari kemarin saya dan juga beberap rekan dan atasan berada di kota Pekanbaru untuk suatu tugas. Tugas mulia. Berusaha memberikan layanan dan memenuhi kebutuhan masyarakan kota Pekanbaru akan komunikasi selular. Dan hari Jum’at kemarin adalah hari terakhir kami disana. Sebelum meninggalkan kota Pekanbaru saya dan rekan saya berencana buka puasa dng makanan khas kota Pekanbaru. Setelah berdiskusi dan meminta saran termasuk dari driver kami yg memang penduduk kota Pekanbaru, maka kami memilih buka puasa makan Soup Tunjang. Dan pilihannya adalah Rumah Makan Soup Tunjang Pertama di jalan Pinang.
Namanya memang Rumah Makan Sop Tunjang Pertama. Saya sendiri kurang tahu, apakah memang rumah makan ini yang pertama kali memperkenalkan sop tunjang atau hanya sekedar namanya saja. Teletak dijalan Pinang No. 36. Masuk dari jalan Jend. Sudirman belok kiri, setelah melewati tempat makan durian Yudi. Masuk kedalam jalan Pinang sekitar 100 meter saja. Berada disebelah kanan jalan, bangunan masih dari papan, berwarna cat orange tapi bersih dan tertata rapi. Nyaman… dan bagi Anda yang menginap di Hotel Pangeran Jl. Jend. Sudirman, Pekanbaru. Tinggal menyebrangi jalan Jend. Sudirman. Jalan Pinang ini berada persis lurus dng pintu keluar Hotel Pangeran, Pekanbaru. Dekat sekali.
Sop Tunjang Pertama, Pekanbaru Riau
Menu yang disediakan antara lain, Sop Daging Sapi, Sop Ayam dan tentu saja Sop Tunjang. Saya penasaran, seperti apa sih yang namanya Sop Tunjang itu. Apakah memang potongan daging tunjang yang disopu. Atau sejumlag dengkul sapi yang masih terbungkus daging tunjang yang di sop. Bingung…makanya saya mau coba.
Kami masing-masing memesan satu porsi Sop Tunjang dan sepiring nasi. Dan ya ampun nasinya sedikit sekali. Bila dibanding dng nasi padang yang terkadang kelewat banyak. Tapi jangan khawatir, bisa nambah kok.
Tidak berapa lama hidangan datang. Ternyata yang namanya Sop Tunjang itu nggak beda dng Sop daging sapi lainya. Yaitu; semangkok Sop berisi potongan daging sapi, ada tulang iga yang terbungkus daging, juga tulang lainnya dengan daging dan tetelan yang masih menempel dan sekerat tunjang. Isi yang disajikan memang nggak jauh berbeda dengan soup pada umumnya. Tapi aromanya berbeda dng sop dari Medan atau sop dari Aceh. Aroma lada dan daun seledri sangat terasa. Hhe.e m m m… karena belum beduk, jadi kami hanya bisa mencium aromanya saja dulu. Belum boleh mencicipi, belum waktunya untuk berbuka puasa. Semuanya pura-pura cuek, padahal hidung ini sudah kembang kempis berusaha menahan sambaran aroma merica dan daun seledri dari Sop Tunjang yang sudah terhidang ini. Kok perasaan waktu jadi makin lambat ya?.
Tidak beberapa lama tiba-tiba suasana menjadi hening, yah karena semua tamu berusaha memasang telinga masih-masing, sensor telinga menjadi peka. Berusaha menangkap kalau-kalau ada suara adzan berkumandang. Dan benar saja, sayup-sayup terdengar suara adzan. Alhamdulillah..tiba juga waktunya berbuka puasa. Segera saya mencicipi kuahnya….yap…seperti dugaan saya, terasa sekali pedas merica. Nikmat sekali ditambah dng taburan daun seledri yang harum mengundang selera.
Setelah minum air putih dan sedikt cemilan ringan. Bersiap mencoba hidangan Sop Tunjang. Sebelumnya tambah sedikit kecap manis, beberapa tetes sari jeruk nipis dan sedikit sambal sebagai penambah selera. Dan rasanya sungguh nikmat. Dan biar lebih berfariasi saya tambahkan krupuk kulit dipiring nasi saya. Biar ada sensasi kriuknya.
Rumah Makan Sop Tunjang Pertama ini buka hingga pukul 20.30 wib. Dan rumah makan ini lumayan luas. Ada sekitar 20 meja tersedia bagi tamu. Jadi meski terlihat kecil tapi cukup luas. Cocok juga untuk menjamu rekan kerja atau keluarga. Dan harganya juga murah. Kami makan bertiga dng pesanan yang sama Sop Tunjang, tidak sampai Rp. 50.000. Murah ya… padahal kami makan bertiga. Mungkin karena yang kita pesan kebanyakan tulangnya kali yah…ha…ha…ha… tapi walau begitu sajian Sop Tunjang Pertama ini nikmat dan lezat. Meski harganya relative murah. Datang yah, silahkan mencoba. Apalagi bagi yang menginap di Hotel Pangeran
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar